I.
Arti Inisiasi
Kata Inisiasi berasal
dari bahasa Latin Inire yang berarti
masuk ke dalam atau Initiare yang
berarti memasukkan ke dalam. Jadi, Inisiasi adalah perayaan ritus yang menjadi
tanda masuknya seseorang atau diterimanya ke dalam sebuah kelompok dan juga
menjadi tanda diterimanya menjadi dewasa. Gereja Katolik, sebagai kelompok
sosial yang berdasarkan pada iman akan Yesus Kristus, melaksanakan upacara
inisiasi. Melalui inisiasi, orang resmi menjadi anggota Gereja, yag tampak
nyata dalam peristiwa pembaptisan. Kita
bisa temui proses inisiasi pada diri seorang siswa yang masuk ke sekolah baru
dia harus menjalani Opspek, seorang karyawan baru dia harus melewati masa
training dan percobaan serta orang-orang yang mau masuk organisasi tertentu.
Lalu bagaimana halnya dengan orang yang ingin menjadi warga Gereja Katolik?
Gereja memiliki inisiasi yang diwujudkan dalam penerimaan sakramen inisiasi.
Seseorang yang ingin menjadi warga Gereja harus menerima sakramen tersebut yang
terdiri dari sakramen baptis, krisma dan ekaristi. Sakramen-sakramen inisiasi
ini membawa, membuat atau melantik seseorang menjadi orang katolik dengan
segala hak dan kewajibannya. Hal ini dipahami bahwa orang yang menerima
sakramen inisiasi menjadi milik Kristus sepenuhnya.
II.
Sakramen
yang ada di dalam Inisiasi
a. Sakramen Baptis
Gereja adalah
persekutuan orang beriman kepada Yesus Kristus. Sebagai persekutuan, Gereja pun
mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin menjadi anggotanya. Syarat
utamanya adalah beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Beriman tidak
cukup hanya percaya, tetapi mau menyerahkan diri dan dibentuk hidupnya sesuai
dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus. Bila
persyaratan tersebut telah terpenuhi, penerimaan menjadi anggota Gereja
dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis.
Sakramen Baptis
merupakan salah satu bagian dari Sakramen Inisiasi. Baptis berasal dari kata
Yunani yaitu baptizein atau baptismos, yang berarti mencelupkan ke
dalam air atau membasuh dengan air. Dengan menerima Sakramen Baptis, seseorang
resmi menjadi anggota persekutuan umat yang beriman kepada Yesus Kristus, yang
disebut Gereja, dengan segala hak dan kewajibannya. Jadi, Sakramen Baptis
adalah salah satu Sakramen Inisiasi yang menjadikan seseorang secara resmi
menjadi anggota Gereja.
Pembaptisan merupakan
unsur pertama ke arah kesatuan hidup dan mati bersama Kristus. Dengan
pembaptisan, seseorang diinisiasi atau diantar masuk ke dalam Gereja sebagai
anggotanya. Namun, sebenarnya pembaptisan hanya merupakan satu langkah saja
dari inisiasi Kristen. Ada 3 tahap inisiasi :
1.
Tahap pertama : dari
simpatisan menjadi katekumen,
2.
Tahap kedua : dari katekumen
menjadi calon baptis,
3.
Tahap ketiga : dari calon
baptis menjadi baptisan baru.
Masa-masa persiapan
(katekumenat) yang harus diikuti calon baptis :
1.
Masa prakatekumenat untuk
para simpatisan. Masa ini merupakan masa pemurnian motivasi dan memperkenalkan
Kristus sehingga mulai bertobat dan beriman. Pada tahap pertama ini, ada
upacara pelantikan menjadi katekumen.
2.
Mata katekumenat untuk para
katekumen. Setelah dilantik, katekumen mengikuti masa pengajaran dan pembinaan
serta latihan hidup untuk menjadi orang beriman Katolik, baik melalui kegiatan
katekese dan perayaan-perayaan liturgis maupun penanaman aneka sikap dan
keutamaan Kristiani. Pada tahap kedua ini, ada upacara pemilihan sebagai calon
baptis.
3.
Masa persiapan akhir untuk
para calon baptis yang terpilih. Masa ini dikhususkan untuk mempersiapkan diri
menerima sakramen-sakramen inisiasi. Pada tahap ketiga ini, para calon baptis
diterima sebagai baptisan baru sekaligus anggota Gereja dengan upacara sakramen
inisiasi.
4.
Tahap berikutnya, para
baptisan baru memasuki masa pendalaman iman (mistagogi) untuk semakin mendalami
pengetahuan dan penghayatan imannya, baik dalam perayaan Ekaristi maupun dalam
persekutuan umat beriman Katolik. Masa ini merupakan pembinaan lanjutan setelah
seseorang menerima sakramen inisiasi.
Buah
atau rahmat pembaptisan :
1. Mendapat
pengampunan
2. Manjadi “ciptaan
baru” ( 2 Kor 5 : 17 ) dan dilantik menjadi Anak Allah ( Gal 4 : 5-7 ), dan
mengambil bagian dalam kodrat Ilahi ( 2 Ptr 1 : 4)
3. Memperoleh
rahmat pembenaran/pengudusan
4. Digabungkan
menjadi anggota Gereja
5. Dimateraikan
secara kekal
3
macam cara pembaptisan
1. Selam
2. Percik
3. Curah
Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air
atau dengan mencurahkan (tidak sekadar memercikkan) air ke atas kepala si
penerima "dalam nama Allah Bapa dan Allah
Putra dan Roh
Kudus "
sebagai aspek Forma dan dengan kain putih, lilin yang menyala, dan air yang
mengalir sebagai aspek Materia. Pelayan sakramen ini biasanya seorang uskup atau imam.
Gereja melayani Sakramen
Baptis kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, sejak hari
Pentakosta. Dengan menerima Sakramen Baptis, seseorang dibebaskan dari dosa dan
dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah dengan cara meninggalkan dunia atau
hidupnya yang lama dan memulai hidup yang baru. Sakramen Baptis menghapuskan
dosa asal, semua dosa pribadi dan semua hukuman karena dosa. Hal ini membuat
orang yang dibaptis ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi Tritung gal melalui rahmat
pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan
Gereja-Nya.
Baptisan dewasa mengandaikan
iman yang personal. Maksudnya ialah iman yang tumbuh merupakan iman dirinya
sendiri. Atas kesadaran akal budinya seseorang menerima dan mengakui imannya
terhadap Kristus. Iman personal inilah yang menjadi dasar dirinya layak dan
pantas menerima Tubuh dan Darah Kristus.
Berbeda dengan baptis bayi yang tidak langsung disertai dengan penerimaan
ekaristi. Hal ini disebabkan bayi/anak-anak belum mempunyai iman personal. Iman
yang ada pada bayi adalah iman Gereja, yang diwakili oleh orangtua dan wali
baptisnya.
b. Sakramen Ekaristi
Ekaristi adalah
sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (Lumen Gentium art. 11). Ekaristi
berasal dari kata Yunani, Eucharistia
yang berarti pujian dan syukur. Ekaristi berarti perayaan ungkapan syukur dan
terimakasih kepada Tuhan atas penebusan dosa manusia berkat sengsara, wafat dan
kebangkitan Tuhan Yesus. Ekaristi disebut juga Perjamuan Tuhan karena
menyangkut perjamuan malam yang Tuhan Yesus adakan bersama murid-murid-Nya
sebelum Ia menderita sengsara.
Ekaristi
mengungkapkan karya Kristus untuk menebus dan menguduskan manusia. Roti dan
anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus melalui perkataan Kristus dan
seruan kepada Roh Kudus, atas cara yang penuh rahasia.
Inti dari perjamuan
Ekaristi adalah :
1.
Mengungkapkan kerinduan
Yesus untuk mengadakan makan Paskah bersama dengan para murid.
2.
Tanda peringatan akan diri
Yesus sebelum menderita sengsara dan wafat di salib.
Setiap
kali kita merayakan Ekaristi, kita tidak hanya sekedar mengenang peristiwa
perjamuan malam terakhir, tetapi juga peristiwa penyelamatan. dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali wujudnya
yang kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut transubstansiasi.
Peristiwa
Transubstansiasi terjadi ketika imam mengkonsekrir Anggur dan Roti dengan
ucapan “inilah tubuhku .........” & “ inilah darahku……….” Yang seketika itu
juga berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus
Sakramen Ekaristi
dirayakan sebagai :
1. Perjamuan
2. Kurban
c. Sakramen Krisma
Sakramen krisma
adalah sakramen yang meneguhkan, menguatkan kembali iman seseorang dan mengobarkan semangat Roh Kudus yang
diterima saar dibaptis. Untuk menandai
kedewasaan sseorang secara imani, maka diberikan Sakramen Krisma kepada orang
tersebut. Sakramen Krisma mencurahkan serta mempersatukan kita lebih sempurna
dengan Gereja. Sakramen Krisma dapat disebut juga Sakramen
Penguatan. Sakramen Penguatan juga disebut Sakramen Roh Kudus karena dalam
sakramen ini Roh Kudus menjiwai orang beriman atas cara yang istimewa dan
memampukannya untuk menjadi pewarta kabar sukacita Kristus bagi banyak orang.
Orang beriman
Kristiani yang telah menerima Sakramen Krisma akan dipenuhi Roh Kudus dan
beroleh kekuatan iman serta terpanggil untuk :
1.
Menjadi dewasa akan dalam
iman, harapan dan kasih
2.
Mau terlibat dalam Gereja
umat Allah
3.
Bersedia menjadi saksi
Kristus yang menampakkan iman dan kebenaran kepada semua orang
4.
Mampu menjadi ragi, terang
dan garam dunia di dalam masyarakat, dan melakukan kebaikan, kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kelemahlembutan, kemurahan hati, kesetiaan,
kejujuran, penguasaan diri, supaya semakin banyak orang mengalami cinta dan
kehadiran Allah.
Oleh
karena Pembaptisan, Ekaristi, dan Penguatan membentuk satu kesatuan maka “ umat
beriman …. diwajibkan menerima sakramen itu tepat pada waktunya” ( Kitab Hukum
Kanonik, kanon 890). Tanpa penguatan dan pembaptisan, sakramen pembaptisan
memang sah dan berhasil guna, namun inisiasi Kristen masih belum lengkap ( KGK,
Art, 1306 )
Dalam
ritus latin sakramen penguatan diberikan “ melalui pengurapan dengan krisma di
dahi dengan peletakan tangan dan dengan perkataan : “ Semoga dimaterai oleh
karunia Allah, Roh Kudus” ( KGK, Art. 1299-1300 )
Pemberi
penguatan yang sebenarnya adalah Uskup ( KGK, Art. 1312 )
Berkat Sakramen
Krisma, kita terikat pada Gereja secara lebih sempurna dan diperkaya dengan
daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa. Dengan demikian, kita diwajibkan untuk
menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati, dengan
perkataan maupun perbuatan (Lumen Gentium art. 11
III.
Kesimpulan
@ Dengan menerima
Sakramen Baptis, seseorang secara resmi masuk dalam paguyuban umat yang beriman
kepada Yesus Kristus yang disebut Gereja dengan segala hak dan kewajibannya.
@ Perayaan Ekaristi
mengundang semua orang yang beriman kepada Kristus untuk mengenangkan dia sesuai dengan amanat nya pada perjamuan
terakhir dan berperan aktif di dalam lingkungan Gereja.
@ Dengan menerima
Sakramen Krisma, ia diutus ke luar Gereja, ke tengah dunia untuk mewartakan
Kabar Gembira dari Allah.